"You never know is it worth it or not until you lose it"
-Khay
Bismillah..
Hai Adam! Hehe
This is my very first post and my very first time of me, mention your name, anyway. Hehe
Saya bingung mau mulai darimana.
Saya juga bingung mau bahas yang mana.
Karena sudah banyak; terlalu banyak cerita yang tidak bisa saya runtut satu-satu.
Dan kamu tau itu.
Umm.. sepertinya saya harus mulai postingan ini dengan kata maaf.
Saya tidak tahu apakah maaf adalah kata yang tepat untuk saya ucapkan.
But still..
I am really, really really sorry.
Saya tau, yang membuat kesalahan banyak tidak hanya saya.
Permasalahan yang kita hadapi, tidak semuanya salah saya dan salah kamu.
Permasalahan yang kita hadapi, tidak semuanya salah saya dan salah kamu.
Tapi saya memutuskan untuk tidak mengenang kamu dengan cara seperti itu.
Saya mau ingat yang baik-baiknya saja.
Seperti katamu dulu waktu saya memutuskan untuk meninggalkanmu kali pertama, "jadi hanya karena satu kesalahan ini, kamu buang semua usaha-usaha aku? Semua kebaikan dan ketulusan aku?"
And as always, saya mengambil jawaban terburuk dari seluruh pilihan yang ada.
Sekali lagi, I'm sorry.
***
Six years with you is NOT easy. And you know that.
Saya tau rasanya 'nikmatin' hubungan dari kamu susah dulu.
Saya masih ingat, ketika pertama kalinya kita bertemu. Saat itu adalah hari terakhir kamu bekerja.
Dimana saya menikmati dan fokus kuliah, sedangkan kamu berjuang untuk kuliah dan bekerja buat nopang hidup kamu dan keluargamu.
Sampai akhirnya kamu dapat kerjaan baru.
Sampai akhirnya kamu dapat kerjaan baru.
Namun di sisi lain, keluarga saya teramat sangat tidak mau menerima kamu.
What a really really hard time!
Bahkan ketika kamu dengan sangat rendah diri bilang, "aku mau ngajak kamu pergi, tapi uang aku lagi pas"
Hahahaha yang saya lakukan saat itu adalah tertawa.
Bukan, bukan saya tertawakan hidup kamu. Tapi jujur, ini pertama kalinya saya berhubungan dengan pria 'biasa saja' :D
Untung saya bukan wanita materialistis.
Saya mau menerima kamu dengan 'keadaan' seperti itu.
Saya sabar menemani kamu, support kamu.
Saya 'bentuk' kamu agar jadi laki-laki yang seutuhnya.
Your closed minded, your circumstances, your vision of life. Saya ubah semuanya.
Dan kamu dengan baiknya, mau mengikuti saya.
Kamu tau, betapa senangnya saya saat kalimat itu kamu utarakan, disaat keadaanmu sudah membaik?
"Kenapa gak dari dulu aku sama kamu, ya. Mungkin aku gak akan seboros ini, mungkin aku udah punya blablablabla, mungkin aku blablablabla..."
Saya bahagiaaaaaaaa sekali saat itu.
Saya merasa berhasil. Saya merasa usaha saya selama ini, untuk buat kamu lebih maju itu gak sia-sia.
Kamu juga tau, kalau saya tidak pernah menerima seseorang 'apa adanya'.
Dan atas kalimat itu-pun, saya hanya bisa menanggapi;
Karena dari SD sampai SMP dulu, kita berdua saling sibuk mengejek.
Saling sibuk membenci satu sama lain.
Saling sibuk mengalahkan prestasi masing-masing.
Saking bencinya dulu saya sama kamu, saya sampai mengumpatmu,
Awas ya lo Dam, kalo lo sampe suka ama gue", yang kemudian kamu jawab dengan cibiran,
"Idiiiiiiiihhhhhhh"
***
Dari jaman saya di Kalimantan dan Jakarta dulu, saya tidak pernah tidak diikut sertakan dalam perlombaan, atau dapat piala dalam prestasi.
Hey, bahkan kita jadi perwakilan sekolah dulu waktu lomba cerdas cermat, ingat tidak? hehe
And my parents sangat strict soal pendidikan hahaha very.. very oldschool.
Well no wonder, mungkin karena papa saya dilahirkan dari keluarga berpendidikan. That is whyyyy, beliau sangat strict ke saya.
Maka dari itu, saya benci kamu. Karena kamu, tiap bagi rapor sekolah saya selalu kena omel terutama sama papa.
Kenapa? Karena ranking saya dikalahkan sama kamu. Kenapa kamu pintar sekali sih? Hahahaha saya sangaaat benci itu.
Sampai ketika kita akhirnya bersama dan kamu menceritakan semuanya.
Iya, SE-MU-A-NYA.
Your past, your condition, your present life (and I do feel appreciated karena kamu 'mau' told me everything. uuwuwuwuw)
Saya malah merasa sangat bersalah ketika saya mengalahkan peringkat umum kamu dulu waktu SMP.
Saya gak tau kalau ternyata, hadiah beasiswa itu sangat membantu kamu untuk bayar SPP sekolah dulu.
Kemudian dengan bangganya saya pamer-pamer hadiah tas sekolah dan piagam yang saya dapat, saya datang ke kelas kamu.
"Mana Adam?" yang langsung kamu jawab dengan santainya, "Mau ngapain lu?"
kemudian dengan congaknya saya bilang ke kamu, "kenapa lo? kalah kan lo."
"Mana Adam?" yang langsung kamu jawab dengan santainya, "Mau ngapain lu?"
kemudian dengan congaknya saya bilang ke kamu, "kenapa lo? kalah kan lo."
Ya Allah... Maaf ya Dam :(
Haaahhhh... serumit dan selucu itu ya masa sekolah dulu.
Saya malah gak sangka, kalau pada akhirnya, I date my rival. Wahahaha
***
Saya salut sama kamu, kamu bener-bener from zero to hero
Saya tau perjalanan kamu dari nol hingga sampai se-Alhamdulillah sekarang..
Kamu hidupin keluarga kamu, hidupin diri kamu sendiri. Belum lagi pacaran sama saya.
Saya tau perjalanan kamu dari nol hingga sampai se-Alhamdulillah sekarang..
Kamu hidupin keluarga kamu, hidupin diri kamu sendiri. Belum lagi pacaran sama saya.
Kamu yang gak takut ke rumah meski orang tua saya gak suka sama kamu.
Kamu yang tidak pernah menyerah sama keluarga saya, buktiin ke papa dan mama saya bahwa kamu pantas.
Sampai pada tahap kalau kamu gak ke rumah, papa atau mama nanya "Adam kemana, kok gak ke rumah lagi".
Kamu tepis semua stigma negatif keuarga saya, kamu yang pada akhirnya diandalkan sama keluarga saya.
Dan kamu berhasil.
Kini lagu Rude dari Magic, cuma jadi bahan tawa kita saja kalau di mobil.
Remembering how hard it was for you, to get me (:
Remembering how hard it was for you, to get me (:
Kamu yang gak pernah skip dari Kebon Sirih ke Mega Kuningan cuma buat 'setor muka' katamu.
Aku turun kantor ke depan cuma buat bilang, "Yaudah hati-hati ya pulangnya. Loveyoutoo.."
Aku turun kantor ke depan cuma buat bilang, "Yaudah hati-hati ya pulangnya. Loveyoutoo.."
Dan memastikan kalau saya udah masuk lagi ke kantor dulu, baru kamu pulang ke rumah.
Kamu yang selaaaaalu jemput aku kemanapun, dimanapun. Tanpa diminta, tanpa bertanya.
"Aku jemput ya. Tunggu disitu"
Karena kamu tau, saya selalu mengambil jawaban terburuk dari pilihan-pilihan yang ada.
Bahkan ketika saya ke GBK buat nonton Running Man kesukaan saya, main bola lawan Indonesia.
Padahal kamu sangat tidak suka itu. Tapi kamu jemput saya ke Bogor tanpa saya tanya. Almost midnight karena bis dari bandara ke Bogor susah dapetnya.
Padahal kamu sangat tidak suka itu. Tapi kamu jemput saya ke Bogor tanpa saya tanya. Almost midnight karena bis dari bandara ke Bogor susah dapetnya.
But you came, Dam (:
Bahkan setelah bertahun-tahun pacaran, saya baru 'berani' minta jemput kamu. Saking saya gamau repotin orang.
Woooowwww.
Ibarat kalimat terjelek saking kamu segitunya ke aku; ke neraka pun, pasti kamu jemput aku
Pernah ada satu teman yang bilang ke aku, dan kamu juga tau;
"Cih, itu karena lu berdua lagi pacaran aja. Masih so swit. Penasaran gue kalo kalian jodoh terus nikah. Masih kayak gitu gak tuh si Adam. Gua jamin kagak."
"Cih, itu karena lu berdua lagi pacaran aja. Masih so swit. Penasaran gue kalo kalian jodoh terus nikah. Masih kayak gitu gak tuh si Adam. Gua jamin kagak."
Dan kamu marah saat itu, kamu bilang "liatin aja, aku buktiin"
They said, "I bet they'll never make it"
But just look at us holding on
We're still together still going strong
Sampai sebaliknya, ketika setengah perjalanan kita, ternyata hidup saya turun ke nol.
Dan kamu disana. Kamu bantu saya.
Bisa dihitung jari berapa kali saya bayar kost-an, saking sedikitnya. Karena sisanya, kamu yang bayar.
Kamu yang kadang "pulang lah, aku yang beliin tiketnya."
Kamu yang gak pernah skip terbang ke sini setiap aku ulang tahun. Saking udah taunya, makanya kamu gagal yang terakhir kali. Hehe
Kamu yang selalu marah-marah kalau aku pakai baju ngetat dikit, pendek dikit.
Sampai di mobil kamu ngoceh mulu dan muter balik ke rumah aku, nurunin aku buat ganti baju karena kamu ga nyaman, "ngapain sih di pamer-pamerin gitu ke orang? Dosa tau. Nanti kalau diliatin, kamu sendiri yang risih."
Pas sampai rumah dan ganti baju, komen mama cuma satu, "kenapa ganti neng? Diomelin kan sama Adam. Hahahaha ga percaya" -______-
Ada saat dimana saya batu, saya gamau ganti baju. Dan akhirnya saya risih sendiri.
Komen mu hanya satu, "Sukurin. Bandel sih dibilangin." Abis itu kamu ngasih aku jaket atau beliin apapun buat nutupin kerisihan aku hihihi
Sampai saking keselnya, kadang aku suka diledek sama kamu "ih kayak tante-tante", "chili-chilian amatsih bajunya", "aduuhh itu pantatnyaaaaa" atau "dadanyaa itu kamu duh, nyadar dong!"
Saya, sebagai manusia setengah batu merasa sangat dihormati dan disayang sebagai wanita.
Adam paling risih kalau saya nyender atau gelandotan sama dia depan umum.
"Malu ih. Gaenak diliatin orang," katanya.
Adam gak sepenuhnya alim, tapi dia tau cara treat saya.
It's more like.. he'll do anything. ANYTHING for me.
Tau kalau saya sering ngambek setengah mati, sering manyun.
Tapi dia sabaaaaar. Gak pernah diemin saya.
Moreover, sometimes saya yang salah. Tapi dia yang chat/telfon duluan. Atau tau-tau udah depan rumah. Hahahaha
It's more like.. he'll do anything. ANYTHING for me.
Tau kalau saya sering ngambek setengah mati, sering manyun.
Tapi dia sabaaaaar. Gak pernah diemin saya.
Moreover, sometimes saya yang salah. Tapi dia yang chat/telfon duluan. Atau tau-tau udah depan rumah. Hahahaha
Kamu yang selaaaaaalu berusaha apapun, APAPUN buat nyenengin saya.
Adam gak pernah kasih bunga, karena dia tau saya gak suka bunga. Saya cuma suka tulip.
"Susah ah ngasih kamu bunga mah, nyari dimana coba aku tulip susah ih. Mending kita makan"
"Susah ah ngasih kamu bunga mah, nyari dimana coba aku tulip susah ih. Mending kita makan"
Hahahaha dasar.
Sekali kalinya Adam pernah kasih boneka, karena saya gak begitu suka boneka dan dulu dia gak tau. Habis itu, gak pernah lagi. Bagi saya, boneka cuma jadi tumpukan aja.
Lebih enak meluk guling daripada boneka. Hehe
Lebih enak meluk guling daripada boneka. Hehe
***
Pergi sama Adam, bikin saya lupa sama apapun.
Termasuk telepon genggam. Jadi saya kadang suka kelewat kalau lagi pergi sama Adam, tau-tau mama chat nitip sesuatu.
Termasuk telepon genggam. Jadi saya kadang suka kelewat kalau lagi pergi sama Adam, tau-tau mama chat nitip sesuatu.
Gak tau, ngalir gitu aja. Adaaaa aja yang di bahas, gak pernah diem.
Bahas kerjaan, bahas temen-temennya, bahas keluarganya, bahas makanan, bahas orang sekitar lah. Semuanya dibahas. Gak pernah kehabisan bahan obrolan.
Well meskipun sering gak nyambung soal film terutama musik.
Bagi Adam, yang enak di denger sama dia, yaudah suka.
Tapi tetep, kita kalau pergi jaraaaaaaaaaaang banget banget megang hape. Fokus sama kita berdua aja, ngobrol, makan, main.
Dan itu dari awal kayak gitu, sampai sekarang tidak berubah. Gak pernah skip moment atau ngerasa awkward.
Dan itu dari awal kayak gitu, sampai sekarang tidak berubah. Gak pernah skip moment atau ngerasa awkward.
Mau ngobrol, chat, video call. Gak pernah bosen.
Seumur-umur saya sama Adam, saya gak pernah chat sama cowok lain atau dekat sama cowok lain.
Sekalinya ada, paling cuma naksir-naksir biasa. Karena gak ada yang gak se-ngebosenin Adam kalau chat, telfon, atau treat aku..
Saya suka cowok tinggi pakai kacamata, apalagi kalau pintar.
Makanya adam selalu cemburu kalau saya punya teman yang jangkung, atau pakai kacamata.
Terlebih lagi kalau lagi jalan, mata saya suka jelalatan. hehe
Padahal saya salut sama dia. Kalau lagi pergi, bahkan saya yang suka lihat-lihat kalau ada perempuan bening.
"Ih cewek cakep itu ih liat."
Gak ada niat mau dibilang "cantikan kamu" atau "mana mana".
Ya karena saya punya mata.
Makanya saya bilang Adam. Tapi dia samaaaa sekali gak pernah tertarik mau liat.
Ngelirik abis itu ketus sendiri, "Apaansih berisik. Biarin aja udah."
Galak -___-
Padahal mata diciptakan untuk melihat yang indah-indah.
Dan saya akan bertingkah konyol, kalau Adam melakukan yang sebaliknya.
Saya malah semangat mau liat cowok itu. Habis itu dia kesal sendiri. Hahahaha
Saya kadang sampai mikir negatif, Adam ini kasih mantra apa ke saya.
Dia jauh dari kata ganteng.
Dia gak tajir melintir.
Seumur-umur saya sama Adam, saya gak pernah chat sama cowok lain atau dekat sama cowok lain.
Sekalinya ada, paling cuma naksir-naksir biasa. Karena gak ada yang gak se-ngebosenin Adam kalau chat, telfon, atau treat aku..
Saya suka cowok tinggi pakai kacamata, apalagi kalau pintar.
Makanya adam selalu cemburu kalau saya punya teman yang jangkung, atau pakai kacamata.
Terlebih lagi kalau lagi jalan, mata saya suka jelalatan. hehe
Padahal saya salut sama dia. Kalau lagi pergi, bahkan saya yang suka lihat-lihat kalau ada perempuan bening.
"Ih cewek cakep itu ih liat."
Gak ada niat mau dibilang "cantikan kamu" atau "mana mana".
Ya karena saya punya mata.
Makanya saya bilang Adam. Tapi dia samaaaa sekali gak pernah tertarik mau liat.
Ngelirik abis itu ketus sendiri, "Apaansih berisik. Biarin aja udah."
Galak -___-
Padahal mata diciptakan untuk melihat yang indah-indah.
Dan saya akan bertingkah konyol, kalau Adam melakukan yang sebaliknya.
Saya malah semangat mau liat cowok itu. Habis itu dia kesal sendiri. Hahahaha
Saya kadang sampai mikir negatif, Adam ini kasih mantra apa ke saya.
Dia jauh dari kata ganteng.
Dia gak tajir melintir.
Dan pasti jauh dari kata sempurna.
Cinta? Saya yakin bisa pudar.
Juga banyak orang-orang suka berpendapat,
"Ih liat deh, ceweknya cakep, cowoknya biasa aja." atau sebaliknya.
"Ih liat deh, ceweknya cakep, cowoknya biasa aja." atau sebaliknya.
Mereka gak tau. Kalau ternyata rasa nyaman, mengalahkan segalanya.
Percuma ganteng kalau gak bisa bikin nyaman.
Percuma kaya kalau gak bisa bikin nyaman.
Because with him, I can always be myself.
Gak malu kalau gak makeup, gak perlu catokan tiap hari, dan gak perlu tampil pretty all the time.
Percuma kaya kalau gak bisa bikin nyaman.
Because with him, I can always be myself.
Gak malu kalau gak makeup, gak perlu catokan tiap hari, dan gak perlu tampil pretty all the time.
Saya nyaman sama Adam, dan saya gak pernah bosan.
Saya dan Adam, masing-masing sudah bukan ditahap jatuh cinta.
Tapi sudah saling nyaman dan saling butuh.
Tapi sudah saling nyaman dan saling butuh.
***
These days I haven't been sleeping
Staying up playing back myself leaving
When your birthday passed and I didn't call
-Taylor Swift
Selamat ulang tahun. Maaf saya skip ulang tahun kamu kemarin.
Padahal kamu gak pernah lupa satu kalipun ulang tahun saya.
Thank you for the last 6 years.
Kamu masih yang terbaik, terlepas segala kesakit-hatian dan kekecewaan saya kepada kamu.
Wish you'll be healthier, wiser, and surrounded by people who loves you.
Saya gak tau mau ngomong apa lagi, terlalu banyak kebaikan yang kamu kasih ke saya.
Terakhir, Selamat tanggal 14 Maret.
Sincerely,
Khayania.