Bismillah..
Banyak yang
berpendapat bahwa, kita harus menerima seseorang “apa adanya”.
Well, saya agak
kurang setuju dengan stereotype yang demikian. Karena, tak sedikit yang salah
mengartikan arti dari ‘apa adanya’ tersebut.
Jujur, saya
tidak pernah bisa menerima seseorang dalam keadaan ‘apa adanya’ dia. Dan saya
yakin, kalian pun sependapat dengan saya.
“Ah enggak kok,
aku selalu nerima pasanganku apa adanya.”
“Ih, kita kan
harus menerima seseorang apa adanya dia.”
Pertanyaan saya
hanya satu, YAKIN?
You know what,
sometimes we need someone to change. Really need it.
Bukan berarti
dia harus seperti apa maunya kita, oh tidak. Bukan seperti itu.
Saya rasa,
merubah seseorang dengan tujuan yang baik, tidak ada yang perlu
dipermasalahkan. Toh itu untuk kebaikan dia juga. Karena nanti, ini semua akan
dia sendiri yang merasakan efek dan hal positifnya.
Well meskipun
banyak yang berubah hanya saat bersama saya dan kemudian ‘kembali’ lagi menjadi
dirinya sendiri setelah lepas dari saya.
Banyak.
Kalau saya ‘mau’ untuk berpikiran jahat, saya bisa tenang-tenang saja. Toh ini tidak merugikan saya? Yang penting, selama dia
dengan saya, dia bersikap baik seperti yang sudah saya coba untuk ‘ubah’ dalam
diri dia.
Satu kata,
Egois.
Saya rasa saya
cukup egois untuk menarik kesimpulan demikian. Padahal, jika saja kamu bisa
untuk lebih membuka fikiranmu, mencoba untuk menutup telingamu dari bisikan
buruk, mencoba belajar untuk membuka diri dalam menerima pendapat juga masukan
orang lain yang membangun, dan lebih bisa menurunkan gengsi-mu untuk lebih
dewasa dalam berfikir dan bertindak, percayalah.. kamu tidak akan seperti itu;
berubah hanya untuk sekejap kemudian kembali lagi menjadi dirimu yang dulu.
Saya fikir ini
lucu, bagaimana seekor ulat yang berusaha dan telah berhasil menjadi seekor
kupu-kupu yang cantik, kemudian ia berusaha kembali untuk menjadi seekor ulat
yang menjijikan karena mungkin ‘malu’, bahwa dirinya sudah berubah menjadi
seekor kupu-kupu dewasa yang sangat istimewa.
Jujur saya tidak pernah menyukai ulat. Saya selalu bergidik setiap kali melihat ulat. Lalu kamu mungkin lebih suka melihat saya begidik dengan dirimu yang seperti ulat?
***
Tidak hanya
dalam hubungan asmara, dalam pertemanan maupun hubungan keluarga-pun, semua orang butuh untuk ‘berubah’.
Saya senang
merubah seseorang. Begitupun dalam berhubungan. Saya selalu menuntut kekasih
saya untuk berubah, siapapun itu. Bukan berarti dia harus berubah 180 derajat
dari diri dia yang sebenarnya (well meskipun tak sedikit ada orang yang benar-benar dan telah berhasil untuk berubah 180 derajat, menjadi yang lebih baik
tentunya).
Saya selalu
menganggap serius dalam setiap hubungan, maksud saya, saya tidak pernah
main-main dengan setiap pria yang saya kencani. Saya tidak pernah menerima
seseorang hanya untuk sekedar; manas-manasin seseorang, pelarian, selingkuhan,
dan ‘mumpung ada’.
Maka dari itu,
saya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengenal seseorang. Biasanya, belum
ada sebulan-pun, saya sudah bisa menilai seseorang itu seperti apa (yaa
meskipun tidak secara keseluruhan). Baru saya memutuskan untuk melanjutkan atau
tidak dengan orang ini.
Saya pernah,
melakukan ‘pendekatan’ bertahun-tahun dengan seseorang. Haha, agak lucu dan
sedikit miris memang. Tapi ya begitu, saya butuh waktu untuk menilai dia lebih
dalam lagi.
Apa? Masih butuh
waktu? Bertahun-tahun dan kau bilang masih butuh waktu?
Haha, mungkin
pertanyaan-pertanyaan semacam itu yang selaaalu ada di benak orang itu, dan
saya yakin kamu sudah tau alasannya seperti apa, ya kan? ;)
Oke, stop dengan bahasan tentang orang itu.
***
Begini, mari
kita bahas lebih lanjut dan cobalah untuk memahami isi pikiran saya,
Apakah kamu
tahan dengan kekasihmu yang suka ‘main tangan’?
Apakah kamu
tahan dengan kekasihmu yang suka berbicara kasar ketika dia marah?
Apakah kamu
tahan dengan kekasihmu yang pembentak?
Apakah kamu
tahan dengan kekasihmu yang cuek dan kurang perhatian?
Apakah kamu
tahan dengan kekasihmu yang tidak setia?
Lalu... MASIH
kah kamu beranggapan bahwa kamu, akan menerima seseorang dengan “apa adanya”??
Kalau saya
tidak. Saya mungkin akan lebih memilih untuk meninggalkan orang itu, dan
mencari yang bisa lebih paham, sejalan, dan menghargai saya.
Begitukah?
Sebegitu mudahkah kamu meninggalkan seseorang?
Ooh, jangan
salah. Saya pernah membahas ini bukan?
Saya akan sangat
dengan mudah meninggalkan seseorang, jika orang itu sudah sangat menyakitkan
bagi saya. Jika memang dia tidak ada niat untuk berubah, atau memang jalan
pikirannya sangat berbeda dengan saya dan saya melihat dia tidak ada prospek ke
depannya, maka saya akan meninggalkan dia, meskipun orang tersebut sudah sangat
berpengaruh dalam hidup saya.
Karena saya
tidak mau, hanya karena kata cinta, saya berada dalam suatu hubungan yang
sangat merugikan, membuat saya menjadi ‘tersiksa sendiri’, atau tidak membuat saya bahagia. Karena saya
rasa, saya sudah cukup idiot untuk terus-menerus memberi kesempatan kepada orang
yang sama, bahkan mungkiiiin, untuk kesalahan yang sama pula.
Saya bukan malaikat.
Saya memang
tidak bisa memaksakan seseorang untuk memiliki pikiran yang sejalan dengan
saya. Karena saya selalu berpendapat bahwa ‘every person has their own minds’. Menyatukan
dua kepala menjadi satu memang tidak mudah, tapi apa salahnya jika memang
ternyata, jalan pikiran saya memang lebih baik dan lebih dewasa dari pasangan
saya?
Tentu saya
bisa, mencari orang yang jalan pikirannya ‘hampir sama’ dengan saya. Dan bagi
orang itu, jalan pikiran saya pun ‘hampir sama’ dengan dia. Yang berinisiatif
tinggi dan masih suka untuk ditegur ketika dia melakukan kesalahan.
Contohnya, saya lebih
memilih untuk menelfon pasangan saya ketika saya membuat kesalahan, daripada sibuk
menjelaskan panjang lebar di bbm. Saya sangat
tidak suka membicarakan suatu hal apapun yang crucial, hanya lewat bbm atau
apapun itu. Saya selalu membicarakan lewat telefon jika kita tidak bisa bertemu
langsung untuk membicarakannya. Dan saya akan mencari orang yang demikian juga.
Yang akan menyelesaikan tiap masalah, daripada hanya sekedar “udahlah..lupain
aja...”
Kau tau? Orang
berjalan dan terjatuh itu, bukan karena dia tersandung batu yang besar. Tapi
karena kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalannya.
Dan percayalah,
setiap hal-hal kecil yang kita coba untuk “lupain aja..”, mereka nanti akan
berkumpul dan membentuk suatu dinding besar dan siap menjadi boomerang buat
kita sendiri.
Kau siap?
***
Tenang saja,
saya tidak egois. Saya masih butuh masukan dari pasangan saya untuk
berubah. Saya masih butuh untuk ditegur dan diomel-omelin secara manja dengan
kekasih saya. Karena saya rasa, saya sungguh tidak sempurna dan masih ingin
menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tapi saya akan memilih tiap masukan dari
seseorang, karena hanya masukan yang logis, yang akan saya terima.
Lho, memang ada,
masukan yang tidak logis?
Masukan-masukan
seperti,
“Coba deh, saya
rasa kamu lebih cantik jika pakai rok mini”
“Wah, kamu sexy
sekali dengan baju mu yang super ‘cap’ di badan itu.”
Haha, memang sih
selama ini belum pernah ada yang memberi masukan seperti itu. Ini hanya
penalaran saja, hehe.
Saya selalu
membandingkan usia dengan tingkat kedewasaan seseorang. Saya tau hal ini salah,
sangat salah. Tapi bagi saya, saya malu jika isi pikiran saya, tidak sebanding
dengan usia saya sekarang ini.
Tidak, saya
tidak pernah berasumsi bahwa saya selalu lebih dewasa dari seseorang. Terkadang
saya pun masih ceroboh dalam melakukan sesuatu.
Jujur, saya
sangat manja. Kalian bisa tanya sama mama-papa saya, teman lawan jenis, maupun
kekasih saya, hehe. Tapi, meskipun I act like a kid, but i have a very lady
thoughts :-)
Saya bisa memposisikan kapan saya mengeluarkan sifat manja saya, dan kapan saya harus berlaku seperti the real of a lady itself ;-)
Intinya, tidak
ada suatu kesalahan untuk menerima ‘apa adanya’ seseorang dalam suatu hal yang
positif. Asalkan jangan jadi orang yang hanya menerima 'apa adanya' tanpa tau 'ada apanya'.
So, jangan mau jadi
bodoh karena cinta, cause I’m pretty sure that there’s someone who is waiting
for you to love you the way you always want to be.
Be happy, stay
smart, and stay blessed!
With Love,
Tulips♥
5 komentar:
Nice Post Flower Girl, :)
Or Should i call you tulips?
nah, i think you are combination of tulips and Roses :D
Your concern about religion is like a Tulips, but your characteristic is like a roses.
How could i know? well i can tell from your Words and your other post Flower Girl
i have some word for you to add and remember flower girl...
“ Just because you bury something, that doesn’t mean it stops existing.”
Related to this articles of yours, Changing always have a reason, if it was because a person(Subject) , there is another reason behind it (Object).
When there is no reason from that person anymore, then it cannot be guaranteed he will back to his former self.
So to prevent this, always need a feedback for each other, value each other, same point of view, And Must have a same way of thinking :)
Cheers Flower Girl :)
Be your Self as always
Hey thankyou anyway! Though idk who you are but umm... I don't really like roses ;) and may I know why did you say that my personality is like a rose?
So I bet you're in line with me huh, about 'changing someone to be a better of him/herself' right ;)
So thankyou for your comment dear my Silent Reader ;)
Cheers!
Never though you will reply my Message Flower Girl,
Well, it because you are Attractive and easy to makes friends, as sweet as friendship, but If you were dissapointed, Your thorn will Strike right to the Heart, is that correct Flower Girl? Sorry i judge you as if know you, but i felt that way :D
Yes, in line with you, :)
And also must change each other, to have better relationship and do not expect too much, because it may backfire.
Thats very nice of you Flower Girl,
I hope you write more often,
I'm looking forward for your next article...
Cheers Flower Girl
Of course I'll reply as you're my reader, my Silent Reader.
Haha, you know what, I think I know a little about who you are ;)
Thank you, Please Post More Often,
i love to read it :)
Really Flower Girl? Should i call you 'Flower Khay'?
Since your name was Khayania...
I'm just passing By Flower Girl :)
Posting Komentar